Selamat Datang di Blog KKG MI Kota Salatiga (Profesional, Berkualitas dan Bertanggungjawab)

PENGENALAN JARIMATIKA DI MI

Selasa, 06 Maret 20120 komentar

JARIMATIKA DI MI
Oleh Patmi, S.Pd

1.      Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar/MI
Pembelajaran matematika di SD/MI merupakan  suatu permasalahan yang menarik, karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dengan hakikat matematika. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan dalam tingkat berpikirnya. Ini karena tahap berpikir mereka masih belum formal, malahan para siswa SD di kelas-kelas rendah bukan tidak mungkin sebagian dari mereka berpikirnya masih berada pada tahapan (pra konkret).
Di lain pihak, matematika adalah ilmu yang bersifat abstrak, seperti yang dikemukakan oleh Karso, dkk bahwa:
“Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbul yang padat arti dan semacamnya, sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika”. (Karso dkk, 1998: 1.4)
Mengingat adanya perbedaan karakteristik itu, maka diperlukan adanya kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir secara deduktif untuk dapat mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif.

Setiap guru matematika Sekolah Dasar (SD)/MI mempunyai tugas yang kompleks. Tugas tersebut antara lain adalah memahami dengan baik materi matematika yang akan diajarkan, memahami dan memanfaatkan dengan baik cara peserta didik belajar matematika untuk pembelajaran yang dilaksanakannya, memahami cara mengajarkan matematika yang efektif, menggunakan cara-cara pembelajaran matematika, serta memahami dan menerapkan cara memanfaatkan alat bantu belajar matematika di SD.
Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara berurutan, berjenjang dari yang paling mudah sampai ke tingkat yang lebih rumit . Dengan demikian pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian yang terdahulu mendasari pengertian berikutnya.

Menurut E.T. Ruseffendi bahwa :
“Program matematika supaya diberikan secara bertahap agar anak secara bertahap dapat mengkonsolidasikan konsep-konsep melalui kegiatan praktis maupun teoristis” (E.T. Ruseffendi, 1989 : 25)
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, belajar matematika di Sekolah Dasar adalah mempelajari setiap konsep secara  bertahap untuk mendapatkan pengertian, hubungan-hubungan, simbol-simbol kemudian mengaplikasikannya konsep-konsep ke situasi yang baru.
2). Pemanfaatan Jarimatika Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
     Sudah bukan rahasia lagi, bahwa siswa di sekolah dasar dalam belajar matematika secara umum mengalami kesulitan, mungkin sebagian dari kitapun mengalami hal yang sama dulu-dulunya. Matematika memang tidak mudah, tetapi paling tidak kita bisa membuatnya menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan matematika adalah kebebasan mereka bereksperimen dengan matematika tersebut. Tentu saja untuk bereksperimen anak-anak harus kaya akan metode.
     Saat ini berkembang berbagai macam metode untuk pembelajaran berhitung. Pada prinsipnya semua metode adalah baik, dan anak berhak untuk mempelajari metode-metode yang ada sehingga anak dapat memilih metode tertentu, apabila mengalami suatu kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan anak dapat memilih metode tertentu, kalau gagal dapat mencoba dan mencoba lagi metode yang lain sampai anak telah berhasil memecahkan masalah tersebut.
Salah satu  metode  berhitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian) berhitung dengan jari tangan hanya bisa sampai 10, sehingga banyak ahli menyarankan untuk tidak dengan metode jari tangan, sehingga lebih populer dengan nama jarimatika. Kalau dulu kita mengenalkan konsep berhitung dengan menggunakan jari, karena akan mengalami kesulitan apabila telah masuk dalam hitungan 10 ke atas. Dengan jarimatika ini, jari-jari tangan kita bisa digunakan untuk operasi tambah kurang lebih dari 10. Bahkan sampai ribuanpun kita masih tetap bisa menggunakan kesepuluh jari kita. Berikut ini akan dijelaskan nilai lebih dari jarimatika, serta operasi berhitung secara garis besar:

a). Nilai Lebih Jarimatika
            Menurut Septi Peni Wulandari dalam bukunya yang berjudul Jarimatika Penambahan dan Pengurangan halaman 17, nilai lebih Jarimatika adalah sebagai berikut:
(1). Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Hal ini akan membuat         anak mudah melakukannya.
(2). Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin mereka menganggapnya lucu. Dengan begitu, mereka akan melakukannya  dengan gembira.
(3) Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan
(4).  Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, atau terlupa di mana    menyimpannya.
(5).  Tidak akan pernah disita pada saat tes formatif,  semester, maupun ujian akhir sekolah.  
b). Operasi Penambahan dan Pengurangan
Sebelum siswa diajari tentang penjumlahan suatu bilangan terlebih dahulu siswa dikenalkan pada lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika. Satuan 1 – 9 dengan tangan kanan, lalu tangan kiri yang menunjukkan puluhan 10 – 90.
Untuk penjumlahan dan pengurangan dapat memanfaatkan jari kedua tangan kiri dan kanan, mulai dari operasi yang sederhana sampai dengan operasi yang komplek.
c). Operasi Perkalian dan Pembagian
Sebelum menjelaskan operasi perkalian dengan menggunakan jarimatika, seperti penanaman konsep perkalian hendaknya dijelaskan bahwa perkalian adalah penjumlahan secara berulang dan pembagian adalah penguranga yang berulang. Untuk perkalian dan pembagian dapat memanfaatkan jari kedua tangan kiri dan kanan, mulai dari operasi yang sederhana sampai dengan operasi yang komplek Dalam hal ini untuk masing-masing jari baik yang terbuka maupun yang tertutup diberi simbul sendiri-sendiri.
Power Point download disini
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Template Blog 1 | Template Blog 2
Copyright © 2011. KKG MI KOTA SALATIGA JAWA TENGAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by KKG MI Kota Salatiga
Proudly powered by Blogger